Kamis, 30 September 2010

Rehab



Kali, bagi, kurang tambah, hitung piutang, laba, rugi, apalagi.. begini – begini terus. Masuk kerja pukul tujuh, kadang ku telat 5 menit dari batas waktu, berlari dari lorong ke lorong, untuk mengambil kartu absen, dan menggesekannya ke alat absen otomatis, lalu aku berjalan di lorong kerja ku, melihat meja – meja kantor, penuh buku dan komputer juga cpu nya, di sepanjang ruangan. Meja ku yang itu, yang ada di tengah, ada tempelan sticker band blues lokal, yang biasa manggung di bar, yang sekali – sekali aku datangi untuk mendengar kan musik nya. Musikalitas nya sangat berkelas, permainan nya penuh skill, kadang aku bercakap – cakap berbagi cerita dengan nya. Seru sekali menjadi anak band, bisa hidup bebas, rambut gondrong, buat lagu, mencumbu wanita temannya, lalu begitu dan begitu.. begitu klise dan panjang jika di ceritakan semua nya. Suatu hari bos marah – marah, kerja ku mulai kemana – mana. Aku diturunkan jabatan menjadi bagian yang tidak terosorot, apalagi yang lebih buruk dari seorang pekerja keras yang sudah mendapat kan jabatan nya yang lumayan tinggi lalu, karena sudah mulai lelah dengan keseharian nya, di turunkan dari jabatan. Belum lagi eva, gadis ku, pacar ku, minta putus sebelum aku melamar nya, dia pergi dengan laki – laki lain, yang sekantor dengan ku, jabatannya memang lebih tinggi dari aku. Teman – teman bertanya, kenapa aku bisa putus?, aku tidak berusaha mencari pembenaran atas diri ku, biasa nya aku menjawab “ya memang aku begini, membosan kan, tidak memuaskan, pecundang, dan apalagi?.. ya begitu deh..” begitu sial nasib ku bulan ini, gaji ku di potong oleh bos, aku pria kesepian, aku seperti tenggelam di lautan bebas, dan tidak menemukan ikan satu pun, karang pun tidak, hanya biru gelap, penuh asap, mengebul lebih mengebul lagi karena sinar yang menerangi nya. Bosan aku dengan keseharian ini, aku bergegas ingin mengambil cuti, tapi bos malah memaki – maki seperti tak ada perasaan sama sekali. Beranjak ku dari kursi kantor ku, mengambil jam makan istirahat pergi ke bar, dan mencari wanita untuk di tiduri. Aku bertemu lina, gadis yang berbibir mungil, nan cantik, elok dan luwes saat melayani pelanggannya, aku ingin mencoba gaya – gaya bebas yang lain, gaya yang belum ku coba, dan dia melayaninya dengan sungguh, aku belum puas, aku ingin menyakiti nya, menampar nya, mencambuk nya, bermain tanpa alat pengaman dan menyetubuhi nya dan mendengar teriakan dan desah an nya yang menempel pada tembok. Aku ingin membuat badan nya lebam, dan berujung melihat darah nya keluar dari alat kelaminnya, aku ingin lihat itu.. dia melawan, aku pun muram, aku menghabisi nya, membentur kan kepala nya pada ujung tiang kasur, dan mencekik nya sampai mati, tubuh ku bergetar melihat tubuh nya bersinggah darah, aku terjaga, tidak bisa memejam kan mata, sudah tahu mati, aku tidak memberikannya uang tip untuk di bawa ke neraka, aku memang brengsek! Bajingan!, aku berlari menuju lorong kamar dan turun dari tangga darurat, berlari seakan mau teriak kalau gedung akan di bom atau segera runtuh. Aku bergegas menyalakan mesin motor 2 tak ku lalu menancapkan sepenuh nya gas ku 100km / jam kecepatannya. Wussss, motor dan mobil ku salip, lampu merah pun aku terobos, aku seperti pria yang mabuk di siang hari, tidak kuat minum martini yang hanya setengah gelas habis. Sesampai nya di kantor, aku tidak kuat untuk menggesekan kartu absen ku, lagi – lagi aku terlambat, ketahuan bos, bos teriak, di depan kerumunan, wajah ku malu, tertunduk bukan karena takut dengan nya, tapi aku hanya tidak bisa lupa atas kejadian pembunuhan tadi, begitu bodoh nya aku. Brengsek. Lalu aku geram, dan memukul muka bos, dan membentur kan kepala nya ke kaca sampai pecah, petugas keamanan bergegas datang, melerai dan menghakimi ku, sampai masuk ke polisi. Saat di sidang, aku hanya menjawab, “aku butuh rehab, bos selalu memarahi ku, memaki, aku hanya butuh rehab, bos tidak memberikannya pada ku, aku hanya butuh rehab, aku ingin kembali berpacaran dengan kekasih ku, aku butuh rehab.. kau mengerti? Rehab!” aku geram dan mengamuk di sidang penuh sinar cahaya itu. Aku pun di penjara, aku tidak beritahu yang sebenar nya bahwa aku habis membunuh seorang wanita di bar. Aku di penjara, bukan hanya di penjara dalam sel, namun hati ku terpenjara oleh bayang – bayang wanita itu, aku tidak tahan lagi. Sampai akhirnya keadaan ku membaik, namun belum sepenuh nya membaik, aku keluar, hukuman ku hanya 5 bulan, karena aku berperilaku baik, setelah itu aku melihat rumah ku sudah berantakan, kaca – kaca pecah, aku pikir ini pasti ulah orang – orang suruhan bos, sepertinya dia iri, aku memang lebih pintar dari nya. Aku membuka kulkas ku, dan makanan sudah membusuk, aku pergi sebelum menutup pintu lemari es. Aku menulis surat berisikan seperti ini,...

:bagi siapa saja yang baca, siapa saja yang mau tahu, aku butuh rehab, aku bosan dengan kesibukan ini, aku bosan lihat kamu, aku, tubuh ku, tubuh mu, aku mau mati saja, aku mau.. tapi tidak tahu, hidup memang panjang, tidak bisa aku ungkiri, tapi aku hanya tau, aku ingin sudahi saja, aku butuh rehab, ini sudah waktu nya aku pergi dari tidur, dan mimpi, menuju mati, mati juga pasti sama saja dengan tidur yang bermimpi, namun bedanya mimpi kali ini, tidak ada mimpi, maksud ku gelap, tidak ada mimpi, aku tidak tahu lagi.. aku mau rehab, aku mati. Semoga eva membaca nya, kekasih ku, tinggal di blok 7, jalan singgah situ, kasih tau dia siapa saja yang baca.. aku mau rehab dulu..

Sekarang aku rehab, aku mati menggorok leher ku sendiri dengan pisau dapur ku, aku sudah luput oleh dosa – dosa yang menumpuk, lebih baik aku cepat mati dan bertemu teman – teman ku, semoga dia juga sedang di neraka, dan sedang rehab..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar