Minggu, 05 September 2010

Gembog dan Kejujuran



Hujan jatuh satu per satu rintik – rintik di derai atas rumah ku, aku berteduh dingin dalam gubuk 1 kamar yang berisi semua peralatan ku. Aku berdua dengan kekasih ku bercengkrama manis, dan memulai pembicaraan serius itu. alis kita berdua tertekuk, debat demi debat keluar dalam berbicara dari soal politik, cinta, music, kehidupan, dsb. kerutan – kerutan di kening berubah menajadi kosong, mata ku bingung atas Tanya, aku menelan ludah yang kering, dan melewati tenggorakan ku bisu. Rina bertanya pada ku, “Kasih, tolong ceritakan aku tentang kebohongan, apakah kebohongan itu sebuah dosa menurut mu?, hmm bagaimana berbohong demi baik? dosa – kah?, lalu apa kamu sedang menyembunyikan sesuatu di balik baju mu?.” mungkin peribahasa yang cocok untuk wanita ini adalah “sayang – sayang buah kepayang, dimakan mabuk, di buang sayang”, bingung aku menjawab nya. Aku melakukan sebuah litoses hiperbola, “aku hanya ingin benar di mata nya”, jangan sampai ada salah kata, ujar-ku dalam hati. “tentang bohong ya sayang?” kata ku pada nya, “ya betul, tentang bohong”, aku pernah berbohong, semua orang pasti pernah berbohong, lalu aku menempelkan tangan ku di bahu nya, dan berkata bohong itu alami, pasti dalam keadaan terdesak kita sering kali berbohong, tapi dalam keadaan yang bebas sering kali kita janji – janji, “jawaban itu kurang bagus menurut ku, aku punya jawaban lain” , ujar Rina. Bohong itu seperti seutas tali yang tipis, yang sering kali tidak terlihat kasat mata, karena kita terlalu mudah percaya dengan sesuatu, bohong itu tidak baik, dosa aku tidak sering berbohong, namun pasti aku pernah berbohong, tapi aku tidak terbiasa berbohong, namun aku sadar aku tinggal di hidup yang penuh kebohongan jadi aku harus bisa adaptasi dengan kehidupan bohong itu, sering aku dibohongi, sering sekali. Namun aku selalu jujur mengatasi nya, hati berkata ini, mulut ku akan berkata ini, jadi aku jarang berbohong. Jangan takut Her, aku gak sedang menjebak kamu kok, kamu tenang aja, pandangan mu seperti takut pada ku. Aku hanya mencoba tahu tentang kamu kok, ujar Rina kepada ku. “Iya aku mengerti..” aku mengangguk dan tersenyum, dia wanita yang pas untuk ku, dia polos dan lugu, iblis – iblis hati ku langsung lompat ke samping kuping ku dan berkata “ini kesempatan baik untuk mu Her, permainkan dia, dan tinggal kan dia begitu saja..” , iblis – iblis. siapa yang sedang menelanjangi ku di hawa yang sedingin ini? Iblis atau Rina?, seperti nya keindahan itu nyaris redup jika di pandang dari sisi jahat nya, masa aku akan mempermain kan wanita sebaik dia, lalu iblis pun menjawab “Sama saja, bagaimana dengan wanita – wanita sebelum nya? dia sama saja dengan Rina, kamu hanya tinggal habis kan dia dengan nafsu mu, ini saat yang tepat, suasana begitu dingin, dan kamu perlu menghangat kannya.” ,bisik iblis itu. sepintas aku sependapat dengan Rina, namun sepintas lebih tertata aku lebih setuju pada iblis, tidak tahu kenapa. apa karena aku memang cocok dengan iblis – iblis ini?..
Sebenar nya ini tidak serumit itu, namun Rina membuat hati merasa permasalahan ini serumit membakar kayu yang basah. seolah Rina sedang mengajari ku bagaimana melihat dunia dari sisi wanita. Aku menggeleng, “Rin, kamu mau kopi?” , Tanya ku pada nya. “Aku mau, kopi hitam ya sepertinya enak dingin – dingin seperti ini”, jawab Rina. sambil membuat kan kopi, dan mengaduk di air yang hangat, aku bertanya pada Rina, “Rin bagaimana jika seseorang menyembunyikan diri nya yang asli?, seperti seorang intel yang menyamar menjadi tukang becak, namun konteks yang ini berbeda.. dia berusaha menyakiti hati dan tubuh mu.. Apa yang kamu cerna dari itu?.” dan Rina menjawab, “Oh itu mah, hanya masalah waktu Her, setebal – tebal nya orang itu memakai baju, pasti tetap terasa dingin nya udara ini, secantik – cantik nya wanita dari luar, pasti kamu juga akan tahu bagaima sikap nya nanti nya, itu hanya soal tempat dan waktu, seiring waktu berjalan kamu juga akan tahu kok, kalau dia berusaha menyakiti ku, aku pun awal nya pasti tidak tahu kan?, tapi jika sakit itu sudah menghampiri ku, aku hanya menjadi kan itu pengalaman ku, dan mengubur nya dalam – dalam, tapi aku tetap percaya, bahwa suatu hari kebohongan itu tidak ada, dan kebebasan dalam berfikir itu memang selalu kuat ada nya, jadi aku tidak pernah takut di bohongi Her.. Memang kenapa?”, dia bertanya pada ku sambil menyeruput kopi nya di cangkir pelan – pelan. Ah tidak Rin, aku hanya ingin bertanya seperti itu, dan mencoba tahu apa jawaban mu. Sekali lagi, kesependapatan ku dengan iblis berkurang persen nya, aku malah ingin melindungi Rina segenap hati ku, dia terlalu baik, aku merasakan gejolak dalam perasaan ku saat memandang wajah lugu nya meniup kopi itu, jiwa ku terombang – ambing oleh perasaan ku ingin membohongi nya namun aku juga ingin melindungi nya, sungguh memalukan sepertinya jika aku tetap ingin membohongi nya, aku takut jika suatu saat dia mengetahui aku yang sebenar nya, aku yang dulu sering menghina martabat wanita dengan meleceh – kan keperawanannya. Aku berpikir terbalik, aku berpikir, aku rasa penyembunyian kebusukan ini sudah mulai tercium oleh hidung kecil nya. “Rin, kenapa kamu menerima cinta ku?, kamu kan belum tahu seluruh nya tentang aku?” ,Tanya ku pada nya. “Oleh sebab itu Her, aku menerima cinta mu, aku ingin tahu kamu yang sebenar nya, lagian mata kamu sangat indah ketika tersenyum manis kepada ku, di tempat pertama kita bertemu. aku jadi penasaran dengan mu Her” , jawaban itu semakin meyakin kan aku, hati ku menangis, darah – darah ku ingin ikut mengalir dalam air terjun tangisan ketidakberdayaan akan diri ku.
Sungguh aku ingin melindungi diri nya, sepertinya aku belajar cinta dari nya dan tentang kebohongan itu, sekarang aku telah jujur atas perasaan ku itu, Aku cinta pada nya, seluruh hidup ku akan kuberikan pada nya. Lalu aku memeluk erat tubuh nya, mengelus pundak nya dan berkata, “Rin, aku cinta kamu.. kamu telah merubah hidup ku secara tidak langsung, aku ingin memberitahu, tapi aku takut keadaan akan berbalik dan mencabik – cabik diri ku, karena aku percaya apa karma itu” , “kenapa sih Her? seperti nya sangat serius, bicara aja..”, ujar rina. Aku ini jalang, telah lama aku menyakiti banyak wanita atas perilaku ku, aku mengambil kehormatannya, aku merenggut nya seperti monyet yang sedang memakan pisang begitu lahap nya, maaf kan aku.. aku hanya mencoba jujur pada mu, dan ingin beritahu kamu, bahwa kamu sedang berbicara cinta dan kebohongan itu pada orang yang tidak tepat, namun perasaan ku, aku tidak bisa berbohong, aku cinta pada mu, kamu merubah cara pikir ku begitu cepat..” , dan Rina melepas kan pelukan ku dan berkata, “Aku tidak sedang berbicara dengan orang yang salah, aku tahu kamu memang sedang menyembunyikan sesuatu dari ku, maka dari itu aku berusaha merubah mu, cinta ku juga tulus pada mu, karma itu tidak berlaku dalam cinta yang tulus, aku sayang pada mu, aku berharap kamu jadi lebih baik dari sebelum nya kepada ku, aku menghargai kejujuran dari seseorang, karena kejujuran itu sudah hilang dari kehidupan serba ada di dunia ini, hampir redup, seperti laut kehilangan gelombang dan isinya, namun kamu sekarang telah mengembalikan 1000 macam aneka mahkluk hidup itu di laut, berupa kejujuran mu, karena kejujuran itu harus tulus, dan ketulusan itu karena cinta mu, Aku Cinta kamu Her..”
Dan karena saat itu, dunia berbalik.. Heri yang dulu, tidak ada lagi, aku merasa menjadi manusia baru, kejadian itu berakhir baik, dari proses yang buruk, Tuhan berperilaku adil sekarang ini, dan memberikan ku seorang bidadari manis, yang menjaga hidup ku, oleh sebab itu aku berjanji atas Tuhan dan Kematian, bahwa hidup ku untuk Rina seorang.
Gembog nestapa itu terbuka, padahal kunci nya sudah kubuang jauh dari bumi ini, dan secara tiba- tiba aku berusaha mencari kunci baru itu, dan langsung membuka nya kepada wanita yang cantik dan jujur ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar