Rabu, 21 Juli 2010

Aku dan harmoni Kremonet

Aku tersesat dalam kota kecil beranama Datax city..

"bel itu, kawan! senja kan tiba setan - setan akan keluar dan menghabisi kita", kata seorang kawan ku di belakang.
"tak mau! aku kan diam disini, sampai setan itu menghampiri ku dan aku mendengar suara nya" , balas ku.
Aku pria yang sudah tidak muda lagi, umur ku 51tahun, rambut - rambut ku telah memutih, dan sekarang aku memilih diam di sudut kota yang busuk dan buntu.
kebisingan kota, akan rakyat kota yang menjerit dan berlarian mencari persembunyian. Karena malam ini adalah malam "Kremonet", maha raja setan akan keluar bersama pasukan komunal nya. menurut mitos yang ku dengar, malam "Kremonet" berlangsung selama 6 malam, dinding - dinding bumi kan menjadi gelap.
Berbekal rasa ingin tahu dan keberanian, aku memutus kan diri untuk berdiam disini sampai kremonet tiba tepat depan mata ku. di tengah bumi yang semakin usang ini, modernisasi membutakan jutaan jiwa di Datax city. kebiasaan hanya tau dan tidak mau mencari tahu, sudah lumrah di sini. maka dari itu, semua hanya diam dan tak melawan Kremonet.
"Aaaaarrghhhh....." ,ku dengar suara jiwa yang berteriak. sepintas ku mengira Kremonet telah mengambil 1 jiwa, namun logika ku bilang aku harus melawan arus mitos ini untuk mencapai tujuan ku.
Angin berhembus kencang menerpa dadaku, dari kejauhan hijau terang diam tepat di depan mata ku. sambil melawan rasa takut ku, aku berkata "mana kekelaman itu? aku hanya lihat terang di sana.. semoga kremonet datang dan terjerit saat melihat ku, hahaha" , aku tertawa kecil.
Angin pun terdiam, suara bising dan jeritan yang tadi kudengar pun sekarang membisu. ku mendengar suara kaki yang menghentak ke arah ku, dan suara berat nan serak itu pun berkata kepada ku. "hei.. siapa nama mu?" bulu - bulu halus ku pun berdiri, kaki ku seperti membeku, namun logika ku membantu ku berpikir jernih, dan aku pun membalas. "nama ku Baswa, putra peternak robot, aku bekerja di negeri seberang sebagai pembuat mesin burger otomatis.. apakah kamu sang Kremonet?, mana pasukan komunal mu?" tanya ku padanya. "ya aku kremonet, mereka bukan pasukan ku, mereka teman - teman ku". "boleh-kah aku bertanya?" tanya ku pada kremonet. "apa saja kawan.." ,jawab kremonet. dengan keramahan kremonet, aku semakin ragu namun ingin tahu. inikah jebakan atau memang ahhh ya sudah lah pikiran ku mulai kacau, dan aku berusaha mengembalikan akal sehat ku. "Hei kremonet, apakah kamu tahu sejuta jiwa Datax city ketakutan mendengar namamu?, kamukah sang maha raja setan dan pasukan komunal mu? bagaimana kamu membuat dinding - dinding langit Datax City menjadi hitam semesta? kenapa kamu terus mengusik jiwa - jiwa yang tak berdosa ini?, lalu kamu kah setan? namun kenapa kamu tidak seperti yang aku dengar? yang aku tahu, setan itu menyeramkan, tengkorak - tengkorak hidup, mempunyai tanduk, dan sangat kejam dan tidak ramah.. tapi kamu? sangat bertolak belakang dengan itu?." sang kremonet pun menunjukan paras muka yang sangat murka, dia pun dengan tegas menjawab nya dengan sangat penuh percaya diri "Ya, aku tahu semua orang di Datax City ini takut pada ku, aku ini memang setan, aku juga tidak pernah membuat dinding ini menjadi hitam semesta. ini hanya tugas dari tuhan kepada ku untuk kalian hei manusia yang pintar namun sangat kejam. kalian lah yang membuat karakter ku menjadi seperti itu, kalian buat kami menjadi seperti segala keburukan, kalian ciptakan kata 'neraka' untuk tempat bernaung kami, namun di balik ketakutan kalian tersebut kalian sedang bersenang - senang di atas belenggu kami. Kalian lah yang menciptakan sketsa bentuk kami kepada kaum kalian, padahal kalian tidak pernah secara langsung pergi untuk bertemu kami. Tuhan memang menciptakan itu sebagai tugas kami, kami lah yang buruk dan seakan - akan malaikat lah yang baik. namun bagi kami itulah tugas mulia kami, kami hanya mengabdi kepada tuhan kami dan itulah tuhan kalian juga.. dan jikalau kamu berpikir secara jernih dan bersih kamu akan meniru kebaikan kami, dan tidak melakukan keburukukan - keburukan yang kamu ketahui tentang kami. Semua ini hanya rekayasa, sebagian dari harmoni - harmoni yang maha Kuasa."
Aku pun tersenyum saat mendengar jawaban Kremonet, sekarang aku merasa puas dengan apa yang aku dapat, sekarang aku dapat merefleksikan segala hal atas pengalaman ku.
dan aku menamakan ini sebagai..
"Aku dan harmoni Kremonet"

cerita ini saya tulis hari ini dalam notebook saya.. mudah2 an berguna sebagai pencerahan para pembaca, dan para pembaca dapat mengambil sisi positif nya dan membuang segala hal buruk nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar